Minggu, 23 Juni 2013

Kegiatan Akhir tahun yang Menginspirasi

Beberapa waktu lalu saya berkesempatan mengisi seminar smart parenting di Auditorium Indosat Surabaya yang diadakan oleh Rumah Zakat.

Seminar dengan tema "membentuk generasi juara yang berkharakter" merupakan rangkaian kegiatan akhir tahun sekolah binaannya.


Kegiatan yang tak kalah meriah dan menarik dalam rangkaian acara tersebut adalah Juara Exhibition (JE). 114 siswa tampil secara bergantian dan apik dengan berbagai jenis tampilan; perkusi, samproh, tari, teater, peragaan busana, dan paduan suara. Baju yang dikenakan siswa di peragaan busana adalah buatan siswa bersama orangtua dan berbahan sampah (plastik dan kertas).


JE menunjukkan betapa menyenangkan proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah juara. Hal itu nampak dari keceriaan semua siswa yang tampil.


Puncak acaranya adalah wisuda 15 siswa kelas VI yang telah dinyatakan lulus 100% ujian nasional.
JE menjadi oase ditengah kekeringan kegiatan sekolah pada umumnya.

Selasa, 04 Juni 2013

Seminar Medan #2


1.       Allah menyerukan kepada kita mengajukan dua cara untuk membina insan, yakni dengan memberi kabar gembira dan peringatan. Bagaimana konsep yang ideal dalam memberikan peringatan kepada anak agar menjadi anak juara? Dari Nazmi Hidayat Sitorus (mahasiswa)
Sebelum ada peringatan sebaiknya berikan dulu pengetahuan dan teladan. Apalagi untuk anak usia dini yang memiliki sifat peniru ulung sehingga apa yang dilihat itu pula yang akan dilakukan, children see children do. Ketika memberikan peringatan harus menjaga kata-kata tetap halus dan positif sehingga tidak akan melukai hati dan perasaan anak. Perlu kita pahami, bahwa walaupun secara fisik masih kecil tapi anak sama dengan orang dewasa dalam hal kepemilikan hati dan perasaan. Bahkan lebih halus dan sensitif sehingga orangtua, guru, dan orang dewasa harus pandai memilih kata yang tepat.

2.       Memberi hadiah, pujian, piagam dll bisa diterapkan kepada anak-anak SD. Tapi bagaimana dengan anak-anak SMP?. Bagaimana cara mengajar sekelompok anak dengan ‘kemampuan’ yang berbeda-beda? Siti marfuah, LC (guru SMPIT AdDakwah)
Anak SMP juga butuh di hargai walaupun bentuknya berbeda dengan SD. Mereka lebih butuh kepercayaan, pendampingan dan dukungan mental serta fasilitasi seluas mungkin kebutuhan pengembangan minat bakatnya. Perlu dipahami bahwa setiap anak adalah unik dan berbeda. Idealnya, seorang guru, orangtua memiliki kurikulum (silabus dan learning plan) yang special untuk tiap anak. jika tidak tiap anak minimal dipetakan dan dikelompokkan sehingga tetap harus ada beberapa learning plan. Sampai pada tahap penilaian atau evaluasi pembelajaran juga ahrus ada multiple rubrik penilaian.

3.       Apa yang dimaksud guru sebagai pengajar dan guru sebagai pekerjaan?
Idealnya posisi guru tidak hanya sebagai pengajar saja apalagi sebagai mata pencaharian. Guru memiliki peranan yang sangat strategis dalam perbaikan kondisi suatu umat atau bangsa. Guru adalah pejuang peradaban dan agent of change. Jika ada seorang guru yang menjadikan posisinya hanya untuk mata pencaharian maka ia baru dalam level dasar seorang guru. Demikian pula sebagai pengajar satu level diatas hanya sekedar pekerjaan. Level tertinggi adalah guru pejuang peradaban.

4.       Bagaimana mengatasi anak autis supaya menjadi juara?
Pertama saran kami jangan buru-buru menjustifikasi seorang anak sebagai Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) sebelum ada proses assessment dan observasi dalam waktu yang lama. Jika memang sudah terbukti maka tugas orangtua, guru menyiapkan mental dan ilmu untuk mengelola. Secara teori cara yang digunakan sama dengan anak pada umumnya, hanya saja karena mereka dimungkinkan ada gangguan di salah satu cluster di otak maka ada beberapa perlakuan khusus yang harus dilakukan.

5.       Bagaimana cara mengatasi anak yang pasif. Baik dalam segi gerak, bahasa, seni,dsb. Metode seperti apa yang paling baik untuk digunakan? Dari Ningsih
Banyak-banyaklah diberikan berbagai macam stimulasi kegiatan. kemungkinan anak tersebut belum ketemu apa yang ia sukai yang membuat ia antusias. Seringlah memberikan beragam kegiatan dan melibatkan dalam berbagai pertemuan atau situasi.

6.       Bagaimana cara mendisiplinkan diri dan anak dalam mendidik agar tetap stabil?
Untuk bisa disiplin memang tidak mudah. Perlu usaha yang besar. Perlu ada keteladanan. Perlu selalu diingatkan dan dihargai setiap perkembangannya. Jika sudah biasa akan bisa.

7.       Bagaimana cara melihat bakat anak dari kecilnya? Sehingga anak tersebut lebih mudah diarahkan? Dalam kelas ada anak yang aktif berjalan ketika belajar, ada yang telungkup ketika belajar da nada yang diam di kursi. Apakah tindakan yang harus kita lakukan agar pembelajaran berjalan lancar?
Perlu dipahami beda antara minat dengan bakat. Minat itu antusias pada sesuatu. Bakat tidak hanya antusias tapi sangat menikmati dalam prosesnya. Jika bakat maka melakukan sesuatu tanpa diperintah dan intervensi dari luar dan bisa menghasilkan performa yang maksimal. Jika ingin pembelajaran berjalan lancar maka persiapannya harus matang.

8.       Bagaimana mewujudkan guru-guru biar professional dan totalitas bekerja pada pekerjaannya sebagai guru?
Jamin kesejahteraannya. Fasilitasi untuk terus belajar. Hargai setiap perkembangan.

9.       Bagaimana metode yang tepat untuk mengajari anak dalam satu kelas yang memiliki berbagai macam karakter, ada kinestetik, ada audio, dan visual agar semua anak merasa nyaman dengan cara ngajar kita? Rodiah Ramke
Pahami ciri dan sifat berbagai karakter anak. Buat persiapan pembelajaran sesuai dengan karakternya. 

10.   Bagaimana kiat-kiat kita sebagai seorang guru supaya bias mengajar tanpa marah dan tidak emosi?
Buatlah persiapan mengajar yang baik. Selalu luruskan orientasi menjadi guru. Bersabarlah menghadapi segala bentuk perilaku anak didik.

11.   Agar anak bias menjadi anak juara biasanya memberikan segala macam kegiatan yang positif. Namun sering saya temui anak menjadi jenuh dan stress. Kapan anak dapat diberikan kegiatan2 yang sampai menyita waktu bermainnya? Kemudian apa solusinya? Iin dwi putri (mahasiswi)
Kenali potensinya sejak dini. Hargai kemampuannya dan eliminasi ketidakmampuannya.

12. Bagaimana caranya membangun karakter anak menjadi juara? Jika 3 elemen; sekolah, orangtua, dan sekolah tidak saling mendukung? Marhani (RAIT Tunas Cendekia Binjai)
Masing-masing elemen harus kembali dipahamkan dan terus menjalin kerjasama.

 

Senin, 03 Juni 2013

Seminar Medan



Jawaban pertanyaan peserta #1

Bagaimana mensikapi sikap anak jika kita menyuruh dengan 1 kata dan ia menjawab dengan 10 kata atau banyak alasan?
Sebagai orangtua atau guru kita harus memahami bahwa seorang anak juga punya hati dan perasaan. Hati dan perasaan menjadi 'tidak enak' ketika kita harus melakukan sesuatu yang tidak kita inginkan atau karena disuruh oranglain kendatipun orang tersebut adalah orangtua atau guru kita. Sehingga sebaiknya kita harus menggunakan bahasa 'minta tolong' bukan 'menyuruh'. Contoh permintaannya bisa seperti ini, "Abang sayang, boleh gak mama minta tolong? tolong dong ambilin.....dst".
Yang perlu dipahami juga adalah kita jangan cepat puas dan senang ketika anak melakukan sesuatu karena kita suruh atau perintah. Karena bisa jadi mereka dalam kondisi terpaksa atau 'tertekan'. Puaslah jika mereka melakukan sesuatu dengan ringan dan kesadaran penuh.



Saya mempunyai anak. Alhamdulillah dia selalu menjadi atau mendapat juara tetapi kalau dia tidak juara dia selalu kecewa dan kesal bagaimana cara mensikapinya atau kata-kata apa yang pantas untuk anak saya?.
Ajaklah anak tersebut ngobrol atau diskusi terkait pemahaman konsep juara. Sampaikanlah bahwa dalam sebuah perlombaan atau pertandingan menang atau kalah itu biasa. Semuanya adalah pembelajaran. Ketika kita menang tapi menjadi sombong justru itu menunjukkan sejatinya kita kalah dan sebaliknya.


Bagaimana mengatasi anak yang malas dengan aktifitas pagi (bangun tidur, mandi, sholat, sarapan dst) sebelum ke sekolah?.
Untuk bisa hidup teratur (disiplin) memang bukan perkara mudah. Orang dewasa pun (termasuk kita) terkadang juga tidak mampu melakukannya. Intinya ada pada pembiasaan. Pertama kita harus memberikan pemahaman pentingnya hidup teratur. Selanjutnya doronglah anak untuk membuat jadwal dan aturan untuk dirinya sendiri. berikanlah hadiah atau penghargaan setiap pencapaian atau keberhasilan, dan berilah peringatan setiap kealpaan. Dan bersabarlah untuk selalu memberikan peringatan.

Bagaimana jika anak pergi kesekolahnya rajin, tetapi saat dia belajar dikelas dia sering bermain apapun yang dia pegang menjadi mainannya bahkan tangannya sendiri dan dia selalu mengantuk dan tidak fokus saat belajar, bagaimana cara mengatasi anak seperti ini?
Tidak selamanya masalah tersebut bermula dari kesalahan si anak. Bisa jadi karena memang kondisi di sekolah yang membuat anak tersebut mengalami demotivasi (malas) ataupun mengantuk dan tidak fokus. Setiap anak memiliki cara dan gaya masing-masing dalam belajar. Gaya belaajr biasanya sangat dipengaruhi minat yang besar atau antusias. Nah PR kita sebagai orangtua dan guru adalah bagaimana menjaga antusias tersebut tetap ada dalam diri anak sepanjang proses pembelajaran.

Anak saya umur 6 tahun di sekolahnya. Dia adalah siswa paling muda dan belum paham tulis arab sambung dan ketika dia tidak mengerti gurunya tidak membantu akhirnya dia enggan 
sekolah lagi? Apa upaya saya supaya anak saya senang ketika sekolah padahal saya tahu dia mahir dalam ilmu berhitung dan Alhamdulillah dia punya kecerdasan kinestetik dan tidak mau dia bagaimana trik supaya aktifitasnya dipenuhi?
Usia memang berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Karena terkait seberapa banyak stimulasi yang ia dapatkan. Walaupun tidak selalu ketika lebih mudah kalah dengan yang lebih tua. kuncinya adalah pada stimulasi. Keengganan untuk sekolah bisa jadi karena dia sudah tidak menemukan lagi stimulasi yang dibutuhkan. Sebaiknya orangtua memberikan masukan kepada sekolah tersebut. Di rumah orangtua juga memberikan berbagai stimulasi yang dibutuhkan. Karena memang proses tumbuh kembang anak kita tidak bisa hanya dilakukan satu komponen saja, sekolah saja atau sebaliknya tapi harus dengan bekerjasama.

Hal yang terjadi di sekolah sekarang adalah menilai kecerdasan anak secara majemuk sehingga ada penilaian anak pintar dan anak bodoh. Apa yang harus kita lakukan mengubah persepsi masyarakat dan guru-guru yang masih mempunyai persepsi seperti itu?
Yang harus dilakukan adalah mengubah paradigma. yang benar kita harus yakin bahwa setiap anak adalah cerdas dengan potensinya masing-masing. Ada yang punya beberapa kecerdasan yang menonjol ada juga yang hanya satu yang menonjol. Banyak contoh orang dengan kondisi cacat fisikpun tetap memiliki potensi kecerdasan. Karena memang kecerdasan tidak berbanding lurus dengan kondisi fisik tapi berbanding lurus pada psikis. Untuk mengubah paradigma tersebut harus banyak membaca dan ikut pelatihan atau parenting sampai mendapat pemahaman bahwa setiap anak cerdas.


Sabtu, 01 Juni 2013

Lulus = Keluar dari penjara?

Kemarin sore ketika kami dalam perjalanan bertandang ke rumah sepupu yang habis melahirkan, kami berpapasan dengan konvoi puluhan pengendara motor.


Semua pengendara motor tersebut tidak pakai helm. Mereka memainkan gas motor, menari nari dan berteriak layaknya iringan kampanye. Dari warna seragam yang dikenakan kami yakin mereka anak SMP. Celana pendek biru, baju putih yang tak lagi putih karena penuh corat moret cat sana sini. "Koq mereka bisa bebas berkendara seperti itu yach?" sebetik pertanyaan melintas di akalku. "Halooo... dimana pa Polisi??". "Ini INDONESIA Bung..!". Dialog-dialog tersebut tiba-tba bersliweran begitu saja di benakku.

Setiba di rumah sepupu baru kami tahu rupanya hari itu adalah hari diumumkannya kelulusan ujian nasional untuk tingkat SMP.
Dulu saat kami masih jadi pelajar kebiasaan merayakan kelulusan seperti yang tampak sore itu hanya dilakukan oleh sebagian kecil pelajar SMA. Apakah ini sebuah kemajuan sehingga sekarang anak SMP pun melakukan hal serupa?

Bapak, Ibu, Mas, Mbak yang punya anak atau saudara yang sedang lulus SMP tolong bantu kami menanyakan pertanyaan berikut kepada mereka (yang lulus SMP);
1. Apa yang sudah kalian dapatkan selama 3 tahun di SMP?
2. Apa yang sudah kalian buat/lakukan selama 3 tahun lalu di SMP?
3. Apa yang akan kalian lakukan berikutnya?


Tolong mintakan jawaban 3 pertanyaan diatas. Jika mereka mampu menajwab dengan jelas pertanyaan tersebut maka kami sangat senang dan optimis akan masa depan mereka dan juga masa depan bangsa Indonesia.
Jika tidak maka ada pertanyaan berikutnya, apa arti perayaan kelulusan yang mereka lakukan?
Atau itu adalah ekspresi kebebsan mereka dari PENJARA?.