Jumat, 21 Desember 2012

Together Let's Makes Wonder

Pekan lalu Bengkel Sekolah kembali berkesempatan berbagi dengan para bunda guru di PAUD Abu Bakar Ash Shidiq Pati.


Pihak manajemen menamakan acara itu Forum Ukhuwah dan Pelatihan Peningkatan Mutu.
Sudah sebulan mereka menghubungi hingga akhirnya ada kata sepakat waktu Ahad kemarin.
Acara ini diadakan untuk meningkatkan 'teamwork' guru yang mulai goyah karena 'load' pekerjaan yang tak kunjung berkesudah.


Dengan strategi Eksplorasi, Game, dan Kontemplasi, pa Jek (Coach Bengkel Sekolah) berhasil mengaduk-aduk perasaan para guru hingga akhirnya mereka luluh dan bertekad untuk kembali menyatukan visi dan misi perjuangan lembaga.


"Kita disini tidak hanya sedang bekerja mencari maisyah, tapi kita sedang membangun peradaban Indonesia baru yang lebih baik dari kondisi sekarang", demikian closing statement mengakhiri sesi sharing hari itu yang bertajuk "Together Let's Makes Wonder" bersama-sama menciptakan keajaiban di sekolah kita. aminn.

Rabu, 19 Desember 2012

Upgrading Guru PGSI KepRi



Awal desember lalu menjadi momentum bersejarah bagi Bengkel Sekolah.
Administrator, founder, dan pegiatnya berhasil menapakkan kakinya di bumi Batam. 


Kehadirannya disana dalam rangka memenuhi undangan dari pengurus Persaudaraan Guru Sejahtera Indonesia (PGSI) Wilayah Kepulauan Riau untuk memberikan upgrading kepada para anggotanya.
70 an guru dari puluhan sekolah islam se-penjuru KepRi dengan antusias mengikuti upgrading yang bertajuk “tobe very inspiring teacher”.


Materi yang disampaikan diantaranya; menemukan motivasi menjadi guru sejati, manajemen kelas, merancang creative lessonplan, dan kontemplasi peran guru sebagai ‘agent of change’.
Upgrading tersebut bertempat di gedung Grahapena Batam dan memakan waktu sehari penuh.


Semoga langkah ini menjadi awal yang baik untuk bengkelsekolah.com menjelajahi nusantara di 2013 nanti. Aminn. 


Senin, 12 November 2012

Parenting Education Edisi Special "Setiap anak adalah Emas"

Bertempat di masjid Assalam Mijen Semarang, hari ahad lalu sekitar 40 ibu-ibu orangtua siswa TKIT AsSalam mengikuti acara parenting education yang digelar oleh komite sekolah.


Kali ini acara diisi oleh seorang konsultan pendidikan berbasis Multiple Intellegences System, Joko Kristiyanto yang juga selaku Kepala Sekolah SD Juara Semarang.



Beliau menyampaikan materi setiap anak itu adalah emas dengan strategi bedah film 'ichsan, mama i love u'.


Sebelumnya, beliau melakukan eksplorasi pemahaman orangtua dengan strategi mind mapping. Semua orangtua menuliskan di selembar kertas yang disediakan tentang pengetahuan yang dimilikinya terkait pendidikan anak.


Materi tersebut bertujuan untuk meluruskan paradigma orangtua terhadap pendidikan anak dan cara-cara mendidik anak tersebut dan setidaknya memuat 3 hal, yaitu; meluruskan paradigma belajar, paradigma setiap anak adalah emas, dan bagaimana cara mendampingi tumbuh kembang anak.

Testimoni:
1. "Menurut saya, acara ini mencerahkan. Saya ingin yang terbaik untuk anak saya. Kini saya semakin menyadari yang terbaik bagi anak saya belum tentu sesuai dengan yang kita inginkan. Biarkan anak jadi dirinya sendiri. Karena anak punya kehidupan sendiri, kita hanya penunjuk jalan bukan pengatur." (ibu Tri Kundarni)
2. "Acara ini sangat bermanfaat sekali untuk pembelajaran dalam mendidik anak." (ibu Aulia Wicaksono)


Untuk informasi lebih lanjut segera hubungi:
Guru, Konsultan Pendidikan berbasis MIS
Joko Kristiyanto (Pak Jek)
HP. 08156589613 / 02491301279

Rabu, 24 Oktober 2012

Pelatihan PAUD Ramah Anak

Demak, sabtu, 20 Oktober 2012.


17 guru PAUD IT Kota Wali Demak dengan antusias mengikuti pelatihan pengelolaan PAUD Ramah Anak.

Dengan strategi Movie Learning, Joko Kristiyanto mampu membuat guru tak bergeming. Film "Daddy Day Care" dibedah dengan sangat apik diselingi cerita-cerita inspiratif yang menggugah.


Secara garis besar pelatihan tersebut bertujuan untuk membangun mindset yang benar tentang pengelolaan PAUD. Disamping itu di dalam film tersebut juga terdapat contoh-contoh berbagai strategi pembelajaran untuk siswa PAUD seperti; role playing, pentas boneka, story telling, dan lain-lain.

Kamis, 11 Oktober 2012

Pak Budi sang Penembus Batas

Nama Lengkapnya Budi Setiadi. Pria yang baru kemarin aku kenal ini benar-benar telah menembus batas. Pertemuan yang berawal dari sebuah cerita seorang kawan Direktur SOLO Peduli, Mas Supomo tentang realitas hidup orangtua anak asuh.


Beliau tinggal di sebuah rumah kecil dan sederhana berukuran sekitar 4X8 meter persegi. Ketika kami datang (saya dan mas Pomo) beliau menyambut dengan sumringah dan senang. Tidak tercermin atau terlintas sedikitpun kesedihan dalam wajahnya.

Sehari-hari beliau bekerja di Pasar Klewer sebagai petugas penarik retribusi dengan upah Rp. 450.000,- per bulan. Dengan kondisi seperti itu beliau mampu mengantarkan keenam putranya untuk berprestasi. Putri pertama beliau saat ini sedang kuliah di Jerman, 2 putranya ada yang di UGM, 1 di ITB, dan 1 masih SMA di SMart Ekselensia Bogor. Pengalaman hidup ini beliau tuangkan di buku Menembus Batas. Buku yang layak dibaca oleh orang yang merasa hidupnya dalam kondisi terbatas atau pas-pasan tapi punya banyak keinginan besar.

Kita layak belajar dari orang yang satu ini...




Rabu, 10 Oktober 2012

Inspiring Movie: "The Ron Clark story"

Untuk guru yang menemukan kesulitan dalam memanajemen kelasnya.
Untuk guru yang kesulitan mengelola perilkau siswa yang beraneka ragam.
Untuk guru yang kebingungan mencari cara mengatasi problem kesulitan dalam KBM.
Film ini bisa jadi solusinya...


Penasaran dengan film utuhnya??
Saya siap membawakannya dalam bedah film "The Ron Clark Story" film bermutu tinggi untuk kondisi kelas yang kacau...

Call me:
Joko Kristiyanto (Pak Jek)
HP. 08156589613 / 02491301279
Pin 28328069

Sekolah: tempat yang membahagiakan???

Beberapa pekan terakhir ini, media banyak memberitakan tentang tawuran pelajar. Isu lama yang kembali menyeruak dengan kualitas yang lebih wowww. Seorang yang masih bertitel pelajar sebuah sekolah dengan sadis membunuh pelajar lain. Berita lengkapnya bisa dibaca di berbagai media.

Mari merenung sejenak, apa yang membuat pelajar tersebut tega berbuat seperti itu? ironisnya banyak kasus tawuran yang terjadi di jam efektif belajar di sekolah. Bisa dipastikan mereka lari dari sekolah? Di kalangan mereka tindakan seperti itu menunjukkan keberanian karena yang tinggal di sekolahpun banyak yang inginnya lari tapi tertahan oleh rasa takut sendiri. Demikianlah kiranya realitas hari ini banyak pelajar yang tidak betah tinggal di sekolah dan ingin lari darinya. Lihatlah bagaimana ekspresi mereka ketika diumumkan kelulusannya ini melengkapi ilustrasi kejenuhan dan kebosanan pelajar untuk tinggal di sekolah.

Mari merenung, ada apa dengan SEKOLAH? Adakah para pelajar tersebut tidak menemukan kesenangan dan kebagiaan lagi di sekolah sehingga mereka lari dan mencari tempat dan kegiatan lain di luar sekolah ayo kita cari jawabannya dengan melihat kondisi sekolah kita. Sudahkah kebahagian semua pihak menjadi tujuan sekolah? Indahnya jika sekolah menjadi tempat yang membahagiakan bagi guru, siswa, orangtua, warga sekitar dan seluruh stakeholder. Mungkinkah hal itu mewujud di sekolah kita?


Untuk bahan perbandingan dan rujukan silahkan dibaca buku "Summerhill School, Pendidikan alternatif yang membahagiakan" buku karangan AS Neil yang sudah diterjemahkan.

Buku tersebut berisi kumpulan kisah pengalaman semua orang tentang sebuah sekolah asrama yang berprinsip bahwa sekolah harus menjadi tempat yang membahagiakan bagi semua orang; guru, siswa, orangtua maupun warga sekitar.

Ayo kita kembalikan kebahagian semua orang terhadap sekolah!!!

Jumat, 29 Juni 2012

Menguak Rahasia ‘Tambang Emas’ Guru


Reportase Pelatihan guru spektakuler
Menguak Rahasia ‘Tambang Emas’ Guru

Rabu, 27 Juni 2012
Bertempat di ruang kelas yang bermultifungsi menjadi aula SDIT Abu Bakar Ash –Shidiq Pati, Jawa Tengah pengembang ‘Tambang Emas’ Guru, Joko Kristiyanto (pak Jek) mendampingi 35 guru yang berasal dari SDIT Abu Bakar Ash-Shidiq dan SDIT Al Ikhlas Pati untuk menemukan tambang emas guru.


Acara dengan format pelatihan ini berjalan dari pukul 08.45 – 15.30 WIB dan dibagi dalam tiga sesi.

Sesi I, dengan strategi Mind Mapping trainer membongkar habis paradigma guru terkait beberapa konsep; Sekolah, Belajar, Guru, Strategi Pembelajaran, Evaluasi Pembelajaran, dan Produk Pembelajaran.
Semua peserta dibagi dalam enam kelompok. Nama kelompok menggunakan nama-nama negara peserta UEFA; Jerman, Inggris, Perancis, Portugal, Spanyol, dan Italia.
Untuk menjaga suasana pelatihan tetap dalam Alphazone, semua kelompok membuat yel-yel penyemangat.


Sesi II, dengan strategi presentasi dan movie learning trainer meng-install paradigma bahwa peran sekolah dan guru adalah sebagai ‘agent of change’ yang sedang dan harus terus melakukan ‘discovering ability’ atau penelurusan kemampuan siswa. Guru dan sekolah harus memberikan kesempatan dan fasilitas kepada semua siswa tanpa pengecualian untuk menemukan special moment-nya atau kondisi terbaiknya yang sering disebut PRESTASI. Guru dan sekolah harus berusaha membuktikan bahwa semua siswa bisa berprestasi atau JUARA sebagaimana kondisi sebelum manusia terwujud menjadi janin melalui proses bertemunya satu sel sperma yang mengalahkan jutaan sel yang lain membuahi sel telur hingga lahirlah seorang manusia JUARA.

Beberapa cerita inspiratif disampaikan trainer untuk menggugah dan menguatkan motivasi di awal maupun di akhir sesi.


Antara sesi peserta diuji kreatifitasnya dengan game kreatifitas sarung. Game ini sekaligus menguatkan dan meyakinkan peserta bahwa semua peserta adalah guru yang kreatif.

Sesi III, dengan strategi cerita, presentasi dan simulasi trainer menguak tambang emas guru. Di awal trainer menegaskan bahwa guru bisa sejahtera tak peduli berapapun THP (take home pay / upah) yang didapatkan karena guru memiliki tambang emas yang siap dipanen kapanpun ia mau. Tambang emas itu adalah Lesson Plan (LP) atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang wajib dibuat guru sebelum melaksanakan pembelajaran bersama siswa. LP inilah sesungguhnya ruh dan titik awal perubahan yang menjadi tujuan belajar. LP juga sekaligus menjadi dokumen otentik kinerja guru yang menjadi bukti fisik profesi guru.


Bagaimana bisa LP menjadi tambang emas guru? Karena dari sebuah LP jika MAU guru bisa merubahnya menjadi sebuah buku ajar yang profitable atau minimal tulisan esai atau opini yang juga profitable. Trainer menyampaikan pengalaman pribadinya yang menggugah yaitu berhasil memenangkan lomba menulis esai guru dengan 5 lembar tulisan yang bersumber dari LP. Saat ini trainer juga sedang dan akan terus mengembangkan LP menjadi sebuah buku ajar atau minimal tulisan-tulisan opini yang bisa dikirimkan ke koran baik offline maupun online dan tentunya akan mendapatkan kompensasi berupa cash money. Trainer juga menyampaikan contoh-contoh guru yang telah berhasil mengembangkan tambang emas-nya.


Di sesi ini peserta langsung praktek membuat LP dan secara perwakilan melakukan micro teaching untuk menunjukkan implementasi LP yang telah dibuatnya. Karena waktunya terbatas, micro teaching hanya mempraktekkan cara guru membuat Alphazone dan Scene Setting / Warmer.

Antusiasme peserta bertahan sampai akhir acara bahkan yang semula direncanakan selesai pukul 15.00 WIB molor sampai pukul 15.30 WIB karena ada beberapa peserta yang masih penasaran dengan materi-materi yang disampaikan.

Testimoni:

“Subhanallah... apa yang pak Joko sampaikan betul-betul menginspirasi saya...” (ibu Suparmi, guru SDIT Abu Bakar Ash-Shidiq Pati, Jawa Tengah)

“Luar biasa salam perubahan yang amat dahsyat semoga bisa terus eksis... saya amat senang dengan motivasi ini, semoga Allah meridhoi... amin” (Bpk. Ali Anwar, guru SDIT Abu Bakar Ash-Shidiq Pati, Jawa Tengah)

“Pak... apa saja yang tadi anda sampaikan? Koq guru-guru saya minta ada training lanjutannya...” (Bpk. Lukito Lebdo Pitono, Kepala SDIT Abu Bakar Ash-Shidiq Pati, Jawa Tengah)

Ayoo... adakan pelatihan semacam ini di sekolah-sekolah anda, jika anda ingin;
  1. Guru memiliki komitmen kuat sebagai agen perubah kondisi saat ini
  2. Guru memiliki paradigma yang benar tentang sekolah, belajar, strategi pembelajaran, evaluasi pembelajaran, produk pembelajaran sebagai penghasil produk-produk siswa siap display bahkan siap jual di acara-acara openhouse sekolah maupun publik
  3. Guru mampu membuat creative lesson plan yang kaya ide dan student oriented
  4. Guru mampu mengelola kelas dengan baik
     
Sekian reportase kali ini, jika sakit berlanjut segera hubungi:


Pengembang ‘Tambang Emas’ Guru
Joko Kristiyanto (Pak Jek)
HP. 08156589613 / 02491301279

Minggu, 13 Mei 2012

Pelatihan guru, PENTING dan PERLU



Beberapa waktu lalu penulis berkesempatan berkunjung di Sekolah PSKD Mandiri Menteng. Sekolah ini menerapkan konsep Steven Covey penemu 7th Habits yang dirujuk banyak kalangan dunia terkait pengembangan kepribadian diri terutama bagaimana melejitkan karakter leadership.

Kami datang disambut kepala sekolah dengan ramah didampingi beberapa siswa. Ternyata siswa itulah yang kemudian menjadi guide keliling sekolah. Mereka menjelaskan segala hal yang kami tanyakan terkait sekolah. Mereka sangat terampil dalam berkomunikasi. Saya berfikir siswa disini pasti sering dilatih berkomunikasi dalam pembelajaran, sehingga mereka begitu trampil berkomunikasi.  Dan itulah yang tampak dalam kegiatan pembelajaran di kelas-kelas. Terlihat betapa siswa sangat aktif. Guru berperan sebagai fasilitator dan motivator dalam pembelajaran. Banyak produk yang dihasilkan siswa, sehingga ruang kelas berubah menjadi sebuah galery karya yang terpampang dengan rapinya.

Ketika kami konfirmasi bagaimana cara sekolah membangun budaya seperti itu kepala sekolah menjawab bahwa guru di sekolah tersebut sepekan sekali wajib mengikuti pelatihan guru. Ternyata inilah kuncinya, pelatihan guru. Dengan pelatihan tersebut setiap guru terpacu untuk terus belajar mengembangkan diri dan mengeksplorasi ide yang akan menjadi sumber belajar siswa.

Mari kita renungkan, berapa kali pelatihan guru dilaksanakan di sekolah kita? Seminggu sekalikah, sebulan sekali, atau setahun sekali atau hanya sekali-sekali?. Pelatihan guru adalah kebutuhan mendasar untuk terus berkembang menjadi guru yang kreatif dan inovatif. Karena dengan pelatihan guru akan dipacu untuk terus berubah lebih baik dengan terus belajar, membaca buku, melakukan penelitian kelas sehingga setiap hari muncul produk baru dan ide-ide baru. Sehingga pembelajaranpun senantiasa segar, ramai, meriah, dan menghasilkan banyak produk. Hal ini harus disepakati oleh semua pihak baik guru, kepala sekolah maupun yayasan.

Minggu, 06 Mei 2012

Menggagas Pembelajaran Leadership di Sekolah Dasar



Ditulis oleh: Joko Kristiyanto*

Demi hidupmu, tidaklah suatu negeri sempit karena penduduknya,
Tetapi yang menjadikannya sempit adalah akhlaq para pemimpinnya.
(Noname)

Kutipan syair diatas mengisyaratkan bahwa leadership (kepemimpinan) sangat menentukan kondisi suatu negara. Negara yang kuat pasti memiliki pemimpin yang hebat. Lalu, bagaimana caranya agar negara bisa memiliki pemimpin hebat?
Sekolah adalah salah satu institusi yang bertanggungjawab dalam hal ini. Leadership harusnya masuk dalam kurikulum sekolah dan diimplementasikan oleh guru melalui kegiatan pembelajarannya.
Sejauh ini, pembelajaran leadership baru dilaksanakan di tingkat sekolah menengah dengan dibentuknya Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) itupun baru sebatas kegiatan ekstrakurikuler. Dan kebanyakan untuk tingkat Sekolah Menegah Pertama (SMP) keberadaan OSIS belum sampai menjadi kesadaran siswa untuk melaksanakan tapi masih sebatas penunjukan dari pihak sekolah. Baru di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) saja, siswa mendapat porsi yang lebih besar dalam menentukan keberadaan OSIS. Dengan kondisi seperti ini wajarlah jika para pelajar Indonesia masih lemah sisi leadership-nya. Maka, jika perlu harusnya leadership menjadi bidang studi sendiri atau minimal menjadi kegiatan intrakurikuler di semua sekolah.

Pentingnya Pembelajaran leadership di Sekolah Dasar
Mungkinkah bisa pembelajaran leadership di insert di kurikulum Sekolah Dasar (SD)? Jawabannya adalah bisa saja, tergantung pada pihak sekolah dan guru yang melaksanakannya.
Terkait kurikulum, sejak 2006 ketika pemerintah melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahap awal, pemerintah sudah mengisyaratkan bahwa setiap sekolah boleh menyusun sendiri kurikulum jika mampu. Jika belum mampu, sekolah bisa menggunakan kurikulum yang sudah disusun Depdikbud atau menduplikasi dari sekolah lain yang memiliki kesamaan visi dan misi dengan sekolah tersebut. Artinya, pemerintah sangat terbuka dengan kurikulum yang diterapkan di tiap sekolah, termasuk dalam hal ini jika sekolah menginginkan porsi lebih dalam hal leadership boleh saja sekolah menyusun sendiri kurikulumnya. Ketetapan ini berlaku umum, termasuk didalamnya sekolah tingkat dasar juga bisa mensikapi ketetapan ini dengan menyusun kurikulum yang khas di sekolah masing-masing.
Ada sebuah analogi yang patut direnungkan untuk memahami dan meyakinkan mengapa leadership harus di insert-kan mulai dari jenjang pendidikan tingkat dasar. Siapa yang tidak kenal dengan Tiger Woods. Ia adalah legenda hidup olahraga golf. Di usia yang masih muda ia telah menjadi pegolf nomor wahid sedunia dengan penghasilan besar sehingga iapun masuk daftar orang terkaya sedunia. Pernahkah terpikir mulai kapan ia belajar golf dan punya keinginan menjadi pegolf dunia? Ternyata, ia sudah berlatih golf sejak usia dua tahun dan bermimpi menjadi pegolf terbaik sedunia ketika dia berusia delapan tahun atau usia siswa kelas dua SD.
Dari analogi diatas ada satu pelajaran penting yang bisa diambil. Untuk menjadi orang hebat harus melakukan latihan sejak kecil. Sehingga jika diinginkan akan lahir pemimpin hebat dari pelajar Indonesia, harus diadakan latihan leadership sejak jenjang pendidikan terendah atau paling tidak sejak jenjang pendidikan SD. Oleh karena itu layak dicoba untuk dibentuk OSIS di tingkat SD.  

Simulasi pembelajaran leadership di SD
Simulasi berikut ditulis berdasarkan pada kisah nyata yang belum lama ini dipraktekkan penulis.
Pada medio Maret lalu, disaat semua media massa Indonesia mengeksposs hiruk pikuk demonstrasi menolak kenaikan BBM ada momentum bersejarah yang terjadi di sebuah sekolah swasta di Semarang. Momentum tersebut adalah Pemilihan Umum (Pemilu) OSIS yang memilih Presiden dan Wakil Presiden.
Kegiatan Pemilu ini merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas IV yang sudah dimulai sejak Februari. Kegiatan pembelajaran yang menginisiasi terbentuknya OSIS ini bersumber dari silabus kurikulum dengan standar kompetensi mengenal struktur organisasi pemerintah Indonesia.  Pada umumnya di sekolah lain, ketika sampai pada materi pembelajaran bab ini siswa diminta untuk menghafalkan nama-nama menteri kabinet yang ada di pemerintah pusat Republik Indonesia (RI). Tapi tidak begitu di sekolah ini. Guru mempunyai keinginan agar siswa tidak hanya menghafal nama-nama menteri, tapi mereka juga bisa merasakan, mengalami dan melakukan proses terbentuknya sebuah struktur pemerintahan. Maka dibuatlah kegiatan pembelajaran dengan tag-line atau tema akulah presiden OSIS.
Kegiatan pembelajaran yang berlangsung hampir dua bulan dengan durasi tatap muka dua jam pelajaran tiap pekannya ini berlangsung dalam tujuh tahap. Tiap tahap dilaksanakan dalam satu kali tatap muka.

Tahap pertama, Brainstorming.
Pada tahap ini guru mengajak siswa untuk memahami makna organisasi beserta contoh organisasi yang ada di sekitar mereka. Tahap ini dilakukan dengan strategi pembelajaran diskusi. Guru melakukan eksplorasi pemahaman anak tentang organisasi dengan cara setiap siswa menyampaikan arti organisasi yang diketahuinya. Dari beberapa definisi yang disampaikan oleh para siswa, guru memberikan kesimpulan dan contoh organisasi mulai dari yang terdekat dengan siswa yaitu organisasi kelas dan sekolah. Hingga akhirnya semua siswa memiliki pemahaman yang sama tentang organisasi.

Setelah dirasa para siswa sudah cukup paham tentang organisasi, berikutnya guru melakukan Pemahaman tentang Pemilu yang dilaksanakan dengan strategi game puzzle (seperti pada gambar). Pada tahap ini semua siswa di fasilitasi untuk memahami proses pemilu dengan studi kasus pemilu tahun 2009 di Indonesia. Semua siswa dibagi beberapa kelompok untuk merangkai puzzle pemilu yang menggambarkan tahapan-tahapan pemilu. Puzzle pemilu berisi gambar-gambar tahapan pemilu, dari mulai terbentuknya Komite Pemilihan Umum (KPU) sampai pelantikan presiden dan wakil presiden. Siswa bebas mengurutkan gambar sesuai pengalaman yang mereka miliki ketika melihat proses pemilu tahun 2009. Setelah jadi, masing-masing kelompok mempresentasikan puzzle tadi di depan kelas. Setelah semua presentasi guru mengoreksi tahapan pemilu yang tidak sesuai dengan acuan surat edaran resmi pemerintah tentang tahapan pemilu sehingga semua siswa memahami dengan benar tahapan-tahapan pemilu di Indonesia.

Tahap kedua, Pembagian Kelompok Kerja (Pokja)
Setelah memahami tahapan pemilu siswa dibagi menjadi empat  kelompok kerja. Tiap pokja membentuk partai calon peserta pemilu. Dari tiap kelompok yang dibentuk mengirimkan satu wakil untuk menjadi anggota KPU. Tiap kelompok bermetamorfose menjadi partai calon peserta pemilu yang akan diseleksi administrasi oleh KPU. KPU juga bertugas menentukan syarat-syarat kelengkapan administrasi partai yang bisa mengikuti pemilu. Dari rapat perdana diputuskan beberapa syarat kelengkapan administrasi partai calon peserta pemilu, diantaranya; mempunyai struktur partai minimal ketua, sekretaris, bendahara. Memiliki nama dan logo partai, memiliki calon presiden dan wakil presiden, memiliki anggota minimal 15 orang yang bisa direkrut dari siswa semua kelas dan dibuktikan dengan tanda tangan di form yang dibuat sendiri oleh partai bersangkutan.

Tahap ketiga, Penetapan Partai Peserta Pemilu
Di tahap ini, KPU melakukan seleksi partai calon peserta pemilu dengan cara mengecek kelengkapan administrasi yang telah ditentukan. Dari empat partai hasil bentukan tiap pokja (Partai Wortel, Partai Pisang, Partai Semangka, dan Partai Pisang) akhirnya hanya dua partai yang berhasil lolos dan ditetapkan sebagai peserta pemilu, yaitu; partai Wortel dan Partai Semangka.

Tahap keempat, Sosialisasi Jadwal Pemilu
Tahap ini diawali dengan pembuatan jadwal pemilu oleh KPU, dan penentuan nomor urut partai peserta pemilu yang akan dicantumkan pada kartu suara. Selain nomor urut, di kartu suara juga dicantumkan foto dan nama semua pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden. Setelah jadwal pemilu, nomor urut dan calon ditetapkan, KPU segera menempel publikasi pemilu ke tiap sudut sekolah.


Tahap kelima, Debat terbuka pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden
Debat terbuka pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden merupakan salah satu bagian dari kegiatan kampanye yang difasilitasi KPU. Tujuannya adalah agar calon pemilih mengetahui program-program yang direncanakan para calon, sehingga mereka tidak ‘seperti membeli kucing dalam karung’.
Debat terbuka dilaksanakan di salah satu ruang kelas dan diikuti oleh semua siswa dan dua orang panelis dari guru. Debat diawali dengan presentasi program yang disampaikan para calon. Setelah itu panelis menanggapi presentasi calon. Tanggapan bisa berupa kritikan maupun dukungan. Semua siswa yang menghadiri debat terbuka tersebut juga diberi kesempatan secara terbuka untuk mengkonfirmasi program yang disampaikan calon. Di tahap ini kecakapan berkomunikasi para calon benar-benar diuji. Retorika masing-masing calon dalam menanggapi masukan atau kritikan bisa meningkatkan tingkat keyakinan pemilih atau justru sebaliknya bisa saja menurunkan tingkat keyakinan pemilih sehingga beralih ke calon lain. Di akhir acara debat terbuka, KPU memberikan simulasi dan tata cara memilih yang benar. 


Tahap keenam, Pemilihan calon Presiden dan Wakil Presiden
Tahap yang paling menentukan adalah tahap pemilihan dengan cara mencontreng kartu suara yang bergambar dua pasangan calon presiden dan wakil presiden. Kartu suara dibuat oleh KPU sejumlah pemilih dan dimasukkan kedalam box per kelas. Pemilihan dilaksanakan di ruang kelas masing-masing. Semua siswa terlibat dalam pemilihan, bahkan gurupun dilibatkan, karena mereka juga termasuk bagian dari masyarakat sekolah. Setelah mencontreng, pemilih menempelkan jari kelingkingnya pada bantalan tinta yang disediakan dan menempelkannya pada form daftar pemilih yang sudah disiapkan KPU sebagai tanda ia telah menggunakan hak suaranya. 


Setelah pemilihan usai langsung dilanjutkan dengan penghitungan suara. Dari semua kartu suara ada yang masih kosong karena ada beberapa siswa yang tidak masuk. Ada juga yang rusak karena di contreng pada semua calon. Saat penghitungan suara, masing-masing calon menunjuk saksi yang menyaksikan langsung KPU menghitung kartu suara. Setelah dihitung suara terbanyak diraih oleh pasangan calon dengan nomor urut I.

Tahap terakhir, Pidato Presiden terpilih
Pada tahap terakhir, tibalah saatnya presiden terpilih memberikan pernyataan resminya didepan publik sekolah melalui Pidato presiden yang  dilaksanakan di waktu upacara hari senin.


Namun kegiatan tidak berhenti sampai disini saja. Selanjutnya, presiden terpilih harus menyusun kabinetnya dan menetapkan program-programnya.
Kedepannya, pihak manajemen sekolah akan melibatkan pengurus OSIS tersebut secara aktif dalam pengelolaan setiap kegiatan sekolah sehingga mereka benar-benar merasakan bekerja untuk melayani masyarakat sekolah karena pada prinsipnya “pemimpin itu adalah pelayan bagi yang dipimpinnya atau sayyidul qaum qadhimuhum.”

Pengalaman siswa dalam berorganisasi di sekolah sejak dini akan mempercepat kedewasaan mereka dalam berfikir, karena mereka akan sering berhadapan dengan masalah dan dituntut untuk mampu menyelesaikannya. Selain itu, mereka juga akan tumbuh menjadi remaja yang kreatif dan tangguh dalam menghadapi setiap tantangan kehidupan.
Sudah waktunya di setiap SD dibentuk OSIS sebagai wahana siswa untuk menempa karakter dan kepribadian terutama dalam hal mental leadership-nya. Karena, di tangan merekalah 20 tahun mendatang nasib bangsa ini ditentukan.

*tulisan ini berhasil menjadi juara II lomba menulis esai guru dalam rangka HUT Kota Semarang ke-465 dengan sedikit perubahan pada judul. judul aslinya adalah "urgensi pembelaajran leadership di sekolah dasar". Tulisan ini adalah pengembangan dari lesson plan dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan penulis. Tulisan ini menjadi bukti bahwa lesson plan adalah tambang emasnya guru . . . ayo guru Indonesia SEMANGAT!!!